7 November 2015

Teknologi Digital Cinema



Assalamu’alaikum WR. WB., pada postingan saya kali ini, saya akan menjelaskan secara terperinci mengenai perkembangan teknologi digital cinema. Dimana yang di dalamnya terdapat aplikasi apa yang biasanya digunakan dalam pembuatan digital cinema. Digital cinema atau kita bisa mengartikannya sebagai film yang berformat digital merupakan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak, pendistribusiannya bisa melalui perangkta keras berupa piringan optik seperti DVD (Digital Versatile/Video Disc) ataupun melalui satelit, bahkan sekaraang sudah banyak yang memanfaatkan teknologi blueray, karena  memiliki kualitas gambar yang jauh lebih baik daripada DVD.


                                                                                
Teknologi Digital Cinema


Untuk penayangan sebuah  film di bioskop, biasanya dilakukan dari satu tempat saja, dan dioperasikan ke bioskop lain dengan menggunakan satelit. Sebagai contoh, dari satu bioskop di Depok, film dapat dioperasikan atau diputar ke bioskop-bioskop di daerah melalui satelit. sehingga tidak perlu dilakukan salinan film.


v     Perbedaan Digital Cinema dengan Conventional Digital

Perbedaan yang paling mendasar antara Digital Cinema dengan Conventional Digital adalah  dalam hal visualisasi dan suara. Pada digital cinema,  Visualisasinya berbentuk garis-garis, sementara Conventional Digital yang menggunakan media pita seluloid, sehingga terkesan struktur visualisasinya berupa titik-titik. Sedangkan untuk kualitas suara, Digital Cinema hanya dapat memberi kualitas suara stereo. Sementara conventional Digital, memiliki kualitas suara dolby surround. Proses Pembuatan Film Pembahasan selanjutnya adalah mengenai tahap pembuatan film, ternyata dalam membuat sebuah film itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan, untuk menghasikan sebuah film yang berkualitas dibutukan kemampuan yang cukup, agar film yang digarap bisa memikat masyarakat untuk menontonnya.


    v  Tahap – tahap dalam pembuatan film

1.      Pra Produksi

Pra produksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film. Pada tahap ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan film, diantaranya meliputi penulisan naskah skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staff dan kru produksi, mengurus penyewaan peralatan produksi film, serta persiapan-persiapan lainnya.

2.   Produksi

Tahap selanjutnya adalah tahap produksi, tahap ini merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna.

3.   Pascaproduksi

Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti pengeditan film, pemberian efek khusus, pemberian suara/music, pengkoreksian warna, menambah animasi, dan sebagainya, yang bertujuan untuk menambah nilai jual sebuah film. Teknik Dasar Editing
untuk melakukan editing, ternyata ada dua jenis teknik editing yang umum digunakan, yaitu:
1)      Linear Editing/Analog Editing

Teknik ini dilakukan dengan menata gambar satu per satu atau setiap shot secara urut dari awal sampai akhir, sehingga tercipta kesinambungan. Jadi seandainya terjadi kesalahan, maka editor harus mengulangi pekerjaannya mulai dari titik awal kesalahan. Karena itu, sangat dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi dalam linear editing. Susah juga yah teknik editing yang satu ini.

2)      Nonlinear Editing/ Digital Editing

Kalo teknik yang satu ini sedikit lebih mudah dan praktis dibanding dengan teknik analog. Editing ini dapat dilakukan secara acak, tidak harus dikerjakan dari awal hingga akhir secara runtut. Jika terjadi kesalahan, editor pun tak perlu mengulangi hasil pekerjaannya dari awal. Hardware yang digunakan untuk menghasilkan sebuah digital cinema, dibutuhkan beberapa peralatan yang memenuhi, diantaranya kamera dan proyektor. 


Ø     Kamera Digital

                                                            
Teknologi Digital Cinema

Kamera Digital



Kebanyakan kamera digital saat ini sudah bisa merekam dengan resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson Viper. Selain itu, Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K, dan kamera bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Baru-baru ini perusahaan Dalsa Corporations Origin mengembangkan kamera yang dapat merekam dengan resolusi 4K RAW. Bahkan ada kamera yang dapat merekam hingga 5K seperti RED EPIC. Bisa dibayangkan kan, bagaaimana kualitas gambar yang mampu dihasilkan dari salah satu kamera ini.


Ø      Proyektor


Teknologi Digital Cinema

Proyektor


Untuk menampilkan digital cinema dibutuhkan sebuah proyektor yang berbeda dengan proyektor untuk menampilkan conventional cinema, apalagi proyektor yang digunakan di kampus-kampus atau kantor-kantor lainnya, jelas jauh berbeda.

Ada beberapa tipe proyektor yang digunakan untuk menayangkan digital cinema, diantaranya proyektor DLP dan DCI. Untuk  Proyektor DLP resolusi yang dihasilkan sebesar 1280×1024 atau setara dengan 1.3 megapiksel. Sedangkan proyektor DCI memiliki dua jenis spesifikasi, yaitu 2K (2048×1080) atau setara 2.2 MP dan 4K (4096×2160) atau setara dengan 8.85 MP. Teknologi penayangan sinema digital lainnya dibuat oleh perusahaan Sony dan diberi label teknologi "SXRD" . Proyektor-proyektor SXRD seperti SRXR210 dan SRXR220, menawarkan resolusi 4096x2160 (4K) dan memiliki piksel empat kali lebih banyak dari pada proyektor 2K. Proyektor sinema digital Sony juga memiliki harga yang kompetitif dengan proyektor DLP 2 K yang memiliki resolusi lebih rendah (2048x1080 atau setara dengan 2.2 megapiksel).




Ø      Software


Teknologi Digital Cinema
Software


Dalam pembuatan digital cinema dibutuhkan software yang mampu memberikan kemudahan dalam mengolah gambar, berdasarkan sumber yang saya baca bahwa Adobe menawarkan standar baru format file dokumentasi terbuka untuk industri film demi menghindari inkompatibilitas format file dan menekan tingginya biaya pembuatan film. Adobe merupakan perusahaan yang terkenal dengan aplikasi editing video dan foto dan pembuat produk software populer, seperti Adobe Photoshop dan Adobe Premier Pro. Adobe mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan sebuah format file terbuka untuk file digital cinema. Format yang nantinya akan diberi nama CinemaDNG ini berbasiskan format milik Adobe, yakni Adobe Negative file format yang biasa digunakan untuk fotografi digital


        Baiklah itu tadi merupakan suatu penjelasan tentang bagaimana proses pembuatan film berbasis digital cinema serta peralatan apa saja yang sering digunakan ketika memproduksinya. Semoga postingan saya kali ini dapat bermanfaat dan bias menambah pengetahuan kalian tentang hal yang berhubungan dengan digital cinema.


Wassalamu’alaium WR. WB..

0 komentar:

Posting Komentar