9 April 2015

I.B.D - Budaya Betawi dan Nilai – nilai yang terkandung didalamnya



Kebudayaan Betawi adalah jiwa sosial mereka yang sangat tinggi walaupun kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. Juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama Islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme. Mereka sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang masih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.

Banyak sekali hal – hal positif yang dapat kita terima di dalam budaya itu sendiri, baik dalam segala aspek seperti sosial, seni, budaya, agama, dan masih banyak hal positif yang bisa kita dapat dari adat dan istiadat tersebut. Akan tetapi suatu budaya atau adat istiadat tidak semuanya bersifat positif, pasti ada beberapa nilai ataupun kebiasaan dari adat istiadat yang memiliki nilai negative dan berdampak buruk bagi perkembangan atau menghambat seseorang yang menganut adat istiadat tersebut jika dia melakukannya.

Beberapa hal atau kebiasaan dari adat istiadat betawi yang memiliki nilai negatif diantaranya :

  1. Melupakan Bahasa Indonesia/ Bahasa  Sendiri
Banyak orang yang memiliki keturunan Betawi atau sering disebut dengan Betawi Tulen terkadang sering sekali menggunakan bahasa betawi dalam kesehariannnya. Dan mereka juga sering sekali melupakan bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik serta melupakan bahasa kebesarannya tersebut.

  1. Lebih mementingkan Gengsi
Terkadang ada sebagian orang yang memiliki adat istiadat Betawi memiliki “Gengsi” atau rasa malu yang amat tinggi dan mahal harganya. Hal ini dikarenakan mungkin di masa lalu, keturunan betawi sangat berkuasa dan memiliki apa yang mereka inginkan sehingga membuat mereka sedikit memiliki Gengsi yang besar.

  1. Tidak suka untuk diperintah
Mungkin hal ini sering kali ditemukan di beberapa kesempatan, sebagian besar orang Betawi terkadang mempunyai prinsip yaitu “Lebih baik memerintah daripada diperintah”. Terlebih jika mereka diperintah oleh orang yang derajat ataupun umurnya lebih rendah dari individu mereka masing – masing.

  1. Keras Kepala
Hal ini sering kali terjadi di keseharian hidup masyarakat Betawi. Mereka yang memiliki adat istiadat betawi sering kali keras kepala  dalam segala hal, selalu ingin menang atau diutamakan ketika berdebat maupun jika ada  suatu masalah. Mereka beranggapan pendapat atau pandangan mereka adalah yang paling benar dan hal tersebut tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun dengan kepentingan apapun.

  1. Malas dalam bekerja
Pada beberapa kesempatan banyak orang yang memiliki adat istiadat betawi terkadang suka merasa malas dalam melakukan berbagai macam pekerjaan. Sering juga dikatakan sebagai “mood – mood-an”. Mereka lebih senang mengerjakan suatu pekerjaan apabila sedang ingin melakukannya, dan apabila mereka sedang malas dan sama sekali tidak ingin melakukan sesuatu apapun maka mereka tidak akan melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan banyak dari mereka yang merasa dapat mendapatkan segala sesuatu yang mereka inginkan hanya dengan menyebutkan keinginan mereka tersebut tanpa melakukan pekerjaan apapun.

Akan tetapi saya sebagai seorang yang dilahirkan di tanah Betawi dikenalkan budaya tersebut sejak kecil, saya tidak terlalu sependapat dengan nilai – nilai negatif yang terdapat di atas tadi. Menurut saya, semua adat dan istiadat itu sama akan tetapi yang membedakan itu tergantung dari sosok karakter pribadi individunya sendiri bukan dari pandangan positif atau negatif dari orang-orang mengenai suku adat orang tersebut. Jadi, karakter dari masing-masing suku atau adat istiadat itu tidak menjamin seseorang itu bisa dikategorikan termasuk dari semua nilai – nilai negatif yang terkadung dalam adat istiadat mereka sendiri.


Jadi, semua nilai – nilai negatif yang terkandung atau terdapat pada suatu adat istiadat seseorang itu tergantung siapa orang atau individu yang menerima adat dan istiadat tersebut. Jika orang tersebut memiliki keyakinan yang tinggi terhadap budaya dan adat istiadatnya, maka mereka tidak akan pernah membiarkan adat istiadat mereka ternodai dengan nilai – nilai negatif yang disebabkan oleh perilaku pribadi mereka sendiri.

2 komentar:

 

My university

Blogroll