Kebudayaan Betawi adalah jiwa sosial mereka yang sangat
tinggi walaupun kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung
tendensius. Juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari
ajaran orangtua (terutama yang beragama Islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat
Betawi sangat menghargai pluralisme. Mereka sangat menghormati budaya
yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang masih memainkan
lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong,
ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Banyak sekali hal – hal positif yang dapat kita terima di dalam
budaya itu sendiri, baik dalam segala aspek seperti sosial, seni, budaya,
agama, dan masih banyak hal positif yang bisa kita dapat dari adat dan istiadat
tersebut. Akan tetapi suatu budaya atau adat istiadat tidak semuanya bersifat
positif, pasti ada beberapa nilai ataupun kebiasaan dari adat istiadat yang
memiliki nilai negative dan berdampak buruk bagi perkembangan atau menghambat
seseorang yang menganut adat istiadat tersebut jika dia melakukannya.
Beberapa
hal atau kebiasaan dari adat istiadat betawi yang memiliki nilai negatif
diantaranya :
- Melupakan Bahasa Indonesia/ Bahasa Sendiri
Banyak orang yang memiliki keturunan Betawi atau sering disebut
dengan Betawi Tulen terkadang sering sekali menggunakan bahasa betawi dalam
kesehariannnya. Dan mereka juga sering sekali melupakan bagaimana cara
menggunakan bahasa Indonesia yang baik serta melupakan bahasa kebesarannya
tersebut.
- Lebih
mementingkan Gengsi
Terkadang ada sebagian orang yang memiliki adat istiadat Betawi
memiliki “Gengsi” atau rasa malu yang amat tinggi dan mahal harganya. Hal ini
dikarenakan mungkin di masa lalu, keturunan betawi sangat berkuasa dan memiliki
apa yang mereka inginkan sehingga membuat mereka sedikit memiliki Gengsi yang
besar.
- Tidak
suka untuk diperintah
Mungkin hal ini sering kali ditemukan di beberapa kesempatan,
sebagian besar orang Betawi terkadang mempunyai prinsip yaitu “Lebih baik
memerintah daripada diperintah”. Terlebih jika mereka diperintah oleh orang
yang derajat ataupun umurnya lebih rendah dari individu mereka masing – masing.
- Keras
Kepala
Hal ini sering kali terjadi di keseharian hidup masyarakat Betawi.
Mereka yang memiliki adat istiadat betawi sering kali keras kepala dalam segala hal, selalu ingin menang atau
diutamakan ketika berdebat maupun jika ada
suatu masalah. Mereka beranggapan pendapat atau pandangan mereka adalah
yang paling benar dan hal tersebut tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun
dengan kepentingan apapun.
- Malas
dalam bekerja
Pada beberapa kesempatan banyak orang yang memiliki adat istiadat
betawi terkadang suka merasa malas dalam melakukan berbagai macam pekerjaan.
Sering juga dikatakan sebagai “mood – mood-an”. Mereka lebih senang mengerjakan
suatu pekerjaan apabila sedang ingin melakukannya, dan apabila mereka sedang
malas dan sama sekali tidak ingin melakukan sesuatu apapun maka mereka tidak
akan melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan banyak dari
mereka yang merasa dapat mendapatkan segala sesuatu yang mereka inginkan hanya
dengan menyebutkan keinginan mereka tersebut tanpa melakukan pekerjaan apapun.
Akan tetapi saya sebagai seorang yang dilahirkan di tanah Betawi
dikenalkan budaya tersebut sejak kecil, saya tidak terlalu sependapat dengan
nilai – nilai negatif yang terdapat di atas tadi. Menurut saya, semua adat dan
istiadat itu sama akan tetapi yang membedakan itu tergantung dari sosok
karakter pribadi individunya sendiri bukan dari pandangan positif atau
negatif dari orang-orang mengenai suku adat orang tersebut. Jadi, karakter dari
masing-masing suku atau adat istiadat itu tidak menjamin seseorang itu bisa
dikategorikan termasuk dari semua nilai – nilai negatif yang terkadung dalam
adat istiadat mereka sendiri.
Jadi, semua nilai – nilai negatif yang terkandung atau terdapat
pada suatu adat istiadat seseorang itu tergantung siapa orang atau individu
yang menerima adat dan istiadat tersebut. Jika orang tersebut memiliki
keyakinan yang tinggi terhadap budaya dan adat istiadatnya, maka mereka tidak
akan pernah membiarkan adat istiadat mereka ternodai dengan nilai – nilai
negatif yang disebabkan oleh perilaku pribadi mereka sendiri.
Terima kasih infonya, Kak :)
BalasHapusTerima kasih infonya, Kak :)
BalasHapus